#sokrates

Guru Hebat

Orang terdidik belum tentu bisa mendidik, karena itu kita akan selalu membutuhkan orang lain untuk mendidik generasi pengganti kita yaitu Guru. Profesi mulia yang tak ternilai harganya walaupun kadang sering dianggap hanya sebagai profesi biasa yang sama dengan profesi lainnya padahal profesi Guru merupakan profesi yang luar biasa. Mereka berjuang untuk mendidik generasi bangsa ini dengan segala keterbatasan dan kekurangan dari negara kita yang belum sepenuhnya memberikan perhatian kepada profesi Guru. Bukan hal yang aneh jika di negeri ini beraneka ragam kasus yang menimpa Guru, mulai dari pemukulan siswa kepada Gurunya, penganiayaan orang tua peserta didik kepada Guru, bahkan kasus terbaru adalah penuntutan orang tua peserta didik kepada pihak sekolah karena anaknya tidak naik kelas walaupun berakhir damai setelah di pengadilan tetapi hal ini merupakan salah satu presiden buruk dalam dunia pendidikan di negeri ini. Teknologi boleh lebih maju, zaman boleh terus berkembang, dunia bisa berubah, kurikulum boleh berganti dan direvisi berkali-kali tetapi hal itu tidak akan ada artinya jika tidak ada pengembangan profesi guru yang lebih profesional alias Guru Hebat. Pengembangan dalam hal ini bukan semata-mata kesejahteraan guru karena sebagian Guru saat ini sudah menerima kesejahteraan yang lebih baik melalui program sertifikasi meskipun dari berbagai penelitian tidak ada korelasi antara pemberian sertifikasi terhadap pengembangan profesi Guru karena dana yang diterima digunakan hanya untuk hal yang konsumtif bukan untuk meningkatkan skill dalam melakukan proses pembelajaran yang dilakukan di lembaga pendidikan dimana mereka bertugas. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, Guru juga dibebani dengan beban administratif yang cukup menyita waktu mereka selain berada di kelas sehingga di waktu untuk mengembangkan diri nyaris tidak ada. Ketika Kurikulum 2013 baru muncul dengan janji Guru tidak akan dibebani lagi dengan membuat Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) tetapi kenyataanya Guru tetap membuat kebutuhan administatif  tersebut mulai dari program tahunan, program semester, Silabus, RPP, penentuan KKM, belum lagi mengisi format penilaian yang cukup panjang. Jadi kalau ada orang yang memandang profesi Guru itu sebagai pekerjaan yang mudah atau ada yang bilang kalau profesi Guru itu hanya masuk kelas, mengajar lalu pulang, maka orang tersebut harus mencoba menjadi Guru yang sesungguhanya biar tahu rasanya menjalankan profesi guru dalam mendidik generasi bangsa ini dan tidak sekedar sok tahu mengenai profesi Guru. Jika kita ingin menghasilkan generasi pengganti yang hebat tentunya kita harus memiliki Guru yang hebat. Kurikulum yang hebat tanpa yang didukung oleh Guru yang hebat hasilnya akan sia-sia karena pada dasarnya keberhasilan sebuah Kurikulum ada di tangan Guru atau dengan kata lain kualitas generasi pengganti Bangsa ini kedepannya berada ditangan guru-guru Hebat. Guru yang hebat adalah Guru yang mau Belajar, Belajar dan Belajar. Belajar untuk bekomunikasi dengan peserta didik dengan lebih baik, belajar menggunakan metode yang tepat sesuai dengan karakter siswa, belajar untuk membuat anak dapat berpikir kritis, belajar untuk membuat anak mampu berkolaborasi dengan baik, belajar untuk menggali kreativitas peserta didik, belajar menggali potensi peserta didik, belajar dan belajar. Berikan ruang belajar yang seluas-luasnya untuk Guru dengan tidak membebani mereka dengan hal-hal yang bersifat administratif yang dibutuhkan hanya untuk akreditasi sekolah tetapi berikan mereka ruang untuk lebih mengembangkan skill/kemampuan mereka baik melalui pelatihan, mengambil pendidikan yang lebih tinggi, penelitian dan lain sebagainya yang tentunya hal tersebut akan lebih membuat para Guru menjadi Guru yang hebat. Dan satu hal yang tidak kalah pentinya adalah berikan pengakuan yang sesungguhnya terhadap profesi seorang guru sama seperti profesi yang lainnya dan bukan hanya di atas kertas semata.  SELAMAT HARI GURU, 25 November 2019.

Penerapan SCAMPER dalam Mendukung Pembelajaran HOTS

Critical Thinking Dalam Pembelajaran

Tips Mengajar Generasi Milenial

Program Pengembangan Guru Sekolah Berbasis Teknologi

Digital Classroom Sekolah Kristen Kalam Kudus Pangkal Pinang

Menjadi Keren Dengan Studentpreneur

Penerapan 4 C’s Dalam Pembelajaran

Peranan HOTS, Berfikir Kritis & Kreatif Bagi Generasi Milenial

1 8 9 10 11 12