Mengajar Dengan Kreatif

29 January 2020 Articles, Edutech, News

Salah satu permasalahan Guru yang sering disampaikan dalam sesi pelatihan para Guru adalah menjelaskan materi dengan tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Hal ini sebenarnya adalah masalah yang wajar karena pada dasarnya kemampuan, karakter, dan potensi dari setiap anak pastilah berbeda-beda.

Jangankan di sekolah tingkat dasar dan menengah, di sekolah kedinasanpun yang notabene sudah di seleksi dengan sangat ketat tentunya kemampuannya tidaklah mungkin sama. 

Perbedaan tersebut tentunya harus benar-benar disadari oleh Guru dan karena itulah dibutuhkan kreativitas dari seorang Guru dalam memfasilitasi perbedaan dari setiap peserta didiknya. 

Guru memiliki beraneka ragam cara untuk mengajar dengan kreatif tergantung sejauh mana Guru tersebut mampu menyusun desain instruksional proses pembelajaran supaya menarik, menyenangkan dan tujuan pembelajaran tercapai terlebih dunia Pendidikan kita saat ini memberikan kesempatan yang sangat luas bagi pada pendidik (Guru) untuk mengembangkan proses pembelajarannya sesuai dengan program Kemendikbud yaitu merdeka belajar.

Berikut ini beberapa masukan dari penulis untuk mengajar dengan kreatif:

Variasikan metode pembelajaran. Ada seribu satu macam metode belajar kreatif di kelas, jangan lagi hanya menggunakan satu metode saja dan sebisa mungkin hindari metode belajar ceramah karena metode ini sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan dunia pendidikan kita saat ini.

Cari metode belajar yang dapat membuat aktif untuk berpikir. Berikan mereka kasus untuk mereka selesaikan seperti dalam metode challenge base learning (CBL), problem base learning, project base learning ataupun metode lain yang memacu anak untuk aktif dalam memenuhi pengetahuan yang mereka butuhkan.

Instruksi yang berbeda. Minat dan bakat yang dimiliki oleh setiap peserta didik berbeda. Tidak semua siswa suka dengan menulis, menghafal ataupun berhitung lalu mengapa kita paksakan mereka untuk melakukan satu instruksi untuk minat dan bakat yang berbeda.

Salah satu contohnya ketika peserta didik mempresentasikan hasil proyeknya terkadang pendidik menginstruksikan dengan membuat slide presentasi padahal belum tentu semua memiliki kemampuan membuat slide presentasi yang baik untuk mempresentasikan hasil proyeknya. Instruksi bisa dilakukan dengan berbeda misalkan bagi siswa yang suka melukis atau menggambar, biarkan mereka mempresentasikan proyeknya dengan gambar yang mereka buat sendiri.

Bagi mereka yang suka dengan karya sastra biarkan mereka mempresentasikan hasil proyeknya dengan puisi, novel, cerpen, tarian dan karya sastra lainnya ataupun anak yang suka musik biarkan dia presentasi dengan diiringi dengan lagu ciptaannya sendiri sehingga secara tidak langsung hal ini akan mampu menggali potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik.

Gunakan Apersepsi diawal kelas. Seperti yang pernah penulis sampaikan pada tulisan sebelumnya mengenai pentingnya penggunaan apersepi dalam setiap proses pembelajaran karena dengan apersepsi merupakan salah satu langkah awal untuk mempersiapkan kelas dan mengukur apakah kelas kita sudah siap dalam menerima materi atau tidak. Apersepi yang baik akan menentukan keberhasilan atau kegagalan dari kelas Anda jadi jangan lupakan apersepsi.

Buat siswa untuk banyak bertanya. Manusia dari masa kanak-kanak telah diberikan Tuhan kemampuan untuk bertanya, hal ini dapat kita lihat pada anak-anak yang sudah mampu untuk berbicara pasti sering bertanya kepada orang tuanya mengenai hal yang dia lihat atau dengar kepada orang tuanya tetapi hal tersebut semakin hilang ketika anak bertambah besar. 

Guru harus dapat membangkitkan kembali kemampuan tersebut, jangan hanya minta jawaban tetapi minta mereka untuk bertanya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan menunjukkan gambar atau video yang berkaitan dengan materi pembelajaran lalu minta mereka memberikan pertanyaan dari gambar dan video yang telah mereka lihat. 

Hal ini cukup penting karena dengan bertanya akan melatih mereka untuk dapat berpikir kritis (critical thinking), salah satu kompetensi yang sangat dibutuhkan di abad 21.  

Berikan Motivasi. Ada berbagai macam cara untuk membangkitkan motivasi dari setiap peserta didik tetapi terkadang yang paling sulit adalah membangkitkan motivasi dari dalam diri mereka sendiri.

Salah satu hal yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan meluruskan tujuan belajar mereka. Banyak peserta didik yang mengangap belajar hanya untuk mendapatkan nilai pada lembaran kertas, belajar hanya untuk lulus ujian, belajar hanya untuk meraih nilai tinggi biar orang tua senang. 

Hal ini perlu kita luruskan bahwa belajar bukan hanya sekedar hal tersebut tetapi tujuan belajar adalah merubah perilaku, memampukan mereka memecahkan masalah, mempersiapkan mereka dalam menghadapi tangtangan hidup yang akan mereka hadapi, menghindari ketergantungan kepada orang lain, dan menciptakan pola pikir yang siap dalam menghadapi setiap perubahan zaman.    

Berikan FeedbackFeedback (umpan balik) bukan hanya sekedar memberikan masukan atas hasil karya siswa, memberikan nilai di lembar kerja siswa, memberikan pujian, nasihat dan evaluasi tetapi feedback juga harus memberikan informasi sejauh mana pencapaian kita dalam mencapai tujuan pembelajaran. 

Untuk itu Guru harus jeli untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh siswa mana yang belum, mana yang sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran mana yang belum dan jika diperlukan gunakan data yang valid sehingga feedback yang diberikan oleh Guru dapat terukur dengan baik sehingga proses pembelajaran lebih terarah dan itu akan membantu Guru juga dalam memberikan motivasi bagi siswa.

Integrasikan dengan teknologi. Anak-anak zaman sekarang ini sangat dekat dengan teknologi karena mereka terlahir dalam dunia teknologi yang berkembang dengan pesat sehingga Guru harus mampu untuk menyesuaikan dengan hal tersebut. 

Teknologi akan dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, misalnya untuk evaluasi kita dapat menggunakan aplikasi Kahoot atau Quizizz, untuk belajar mengenai peta dunia bisa menggunakan Google Earth atau aplikasi lain yang sesuai. Pada intinya teknologi dapat membantu para Guru dalam menciptakan proses pembelajaran yang kreatif.

Hal yang penulis sampaikan diatas merupakan bagian kecil dari proses untuk menjadi Guru yang mengajar dengan kreatif, salah satu hal yang pasti adalah Guru yang kreatif adalah guru yang tidak pernah berhenti belajar.

Selamat menjadi Guru kreatif.

 

Add Comment