Pertemuan Tatap Muka Di Era New Normal

18 February 2022 Articles, Edutech, News

Awal tahun 2022 menjadi sebuah momen penting bagi peserta didik di Indonesia dimana sekolah mulai dibuka walaupun dengan terbatas atau yang disebut dengan Pertemuan Tatap Muka (PTM) Terbatas. Tentu inilah yang ditunggu-tunggu oleh peserta didik di seluruh Indonesia yaitu kembali ke sekolah seperti sebelum pandemi. Peserta didik merasa sangat bahagia karena sudah jenuh belajar di rumah, rindu bertemu dengan teman-teman, rindu suasana kelas, rindu momen-momen yang sempat hilang dimasa pandemi dan tentunya rindu bertemu dengan Guru-Guru yang ada di sekolah. 

Tetapi tetap ada juga yang kurang antusias karena harus berangkat pagi dari rumah karena jarak sekolah jauh dari tempat tinggal, takut karena Covid 19 masih belum hilang bahkan muncul varian baru, orang tua memiliki kendala antar jemput anak karena harus sambil bekerja, tidak bisa lagi menggunakan aplikasi untuk belajar karena gadget tidak diperkenankan di sekolah dan berbagai alasan lainnya. Hal tersebut adalah wajar, ada pro dan kontranya. 

Dari pro dan kontra yang terjadi, salah satu yang menjadi perhatian penulis adalah bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan oleh Guru di kelas?, apakah kembali seperti dulu ataukah ada perubahan yang dilakukan berdasarkan pengalaman selama menjalankan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang memberikan banyak pelajaran untuk pendidik di seluruh Indonesia khususnya adalah mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran. Pada dasarnya penulis berharap para Guru dapat mengintegrasikan pengalaman selama PJJ dengan pengalaman sebelumnya, tidak langsung kembali seperti pola pembelajaran yang dilakukan seperti sebelum pandemi, harus ada penyesuaian-penyesuaian baru.

Ada tantangan tersendiri dari Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran pertemuan tatap muka terbatas ini yaitu bagaimana menurunkan atau mengurangi terjadinya learning loss yang semakin dalam. Tentu salah satu alasan sekolah dibuka walau pandemi belum berakhir adalah learning loss tersebut. Hal tersebut diharapkan menjadi pemicu Guru untuk mencari metode-metode baru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Yang harus diantisipasi adalah menimbulkan learning loss yang semakin mendalam karena peserta sudah terbiasa belajar dengan suasana di rumah, belajar menggunakan aplikasi dan platform pendidikan tetapi ketika kembali ke sekolah malah merasa ada yang kurang sehingga membuat peserta didik menjadi tidak bahagia.   

Untuk itu semua pihak harus benar-benar siap. Bagi para Guru sudah saatnya menggunakan kesempatan ini untuk melakukan suatu pola perubahan dalam proses pembelajaran yang dilakukan.

Salam Merdeka Belajar. 

Poltak Efrisko Butar Butar

Add Comment