Differentiated & Personalization
Pandemi Covid 19 telah membuat beberapa perubahan dalam dunia ini sehingga munculah New Normal yang memaksa manusia untuk berubah dan merubah gaya hidup menjadi serba baru termasuk dalam dunia pendidikan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dunia pendidikan mengalami perubahan yang sangat besar dan membawa tantangan baru dalam implementasinya khususnya dengan sarana prasarana pendukung dalam proses pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Terlepas dari berbagai tantangan yang ada dalam pelaksanaan PJJ ada satu hal yang penulis amati dalam PJJ ini dan mungkin ini momentum yang tepat dalam melakukan hal yang sama ke depan. Yakni dalam pelaksanaan proses PJJ di tingkat sekolah dasar ada perbedaan dalam pelaksanaan proses pengajaran dari masing-masing Guru yang memeberikan dampak yang berbeda bagi peserta didiknya.
Satu Guru bertemu dengan peserta didiknya melalui online secara personal dan berkomunikasi langsung dengan peserta didiknya dan sang peserta didikpun terlihat dengan semangat merespon apa yang disampaikan oleh sang guru meskipun dalam waktu yang singkat tetapi memberikan dampak bagi peserta didik tersebut sehingga lebih bersemangat dalam mengerjakan tugas selanjutnya.
Satu Guru lain memberikan materinya per kelas menggunakan aplikasi Zoom dan anak-anak melihat Gurunya melalui gadget yang dimiliki. Namun yang penulis perhatikan tidak semua peserta didik benar-benar fokus menyimak penjelasan dari guru apalagi jika sudah lewat dari 10 menit pertama. Ada yang sudah menguap, ada yang menggeser-geser layar gadgetnya supaya bisa melihat temannya yang lain, ada yang sudah menggerak-gerakkan badannya dan berbagai tingkah lain dari peserta didiknya yang menunjukkan bahwa mereka sudah bosan dan jenuh dalam proses yang mereka ikuti.
Tidak salah apa yang dilakukan oleh para Guru tersebut tetapi dari sini penulis melihat perlunya membuat proses pembelajaran lebih menarik untuk peserta didik supaya mereka fokus dan goal kurikulum dapat tercapai misalkan dengan membekali Guru dengan teknik mendongeng untuk menyampaikan materi yang ingin disampaikan ditambah dengan alat peraga yang dapat membantu peserta didik lebih cepat dalam memahami materi yang ingin disampaikan oleh Gurunya.
Satu hal yang penulis dapat simpulkan adalah bahwa saat ini merupakan momen yang tepat untuk membuat proses pembelajaran tersebut differentiated & personalization, artinya Guru dengan bantuan teknologi dapat melakukan pendekatan yang berbeda untuk setiap peserta didiknya sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta didik sehingga proses pembelajaran dapat menyentuh secara lebih personal atau dapat dikatakan dapat langsung memenuhi pengetahuan akan kebutuhan dari peserta didik.
Contohnya peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dalam bidang sains dapat diberikan tugas yang tingkatannya lebih tinggi dengan peserta didik yang kemampuannya lebih tinggi dalam bidang seni begitupun sebaliknya.
Logikanya seorang peserta didik akan lebih senang dan bahagia jika dia belajar sesuai dengan potensi yang dia miliki, jangankan peserta didik yang masih usia sekolah. Orang dewasa pun akan sama jika diminta melakukan sebuah pekerjaan atau tugas.
Contoh lainnya adalah memberikan instruksi yang berbeda-beda kepada setiap peserta didik, jika ada yang suka menggambar maka berikanlah tugas untuk membuat gambar sesuai dengan materi yang disampaikan atau jika anak suka berbicara berikanlah tugas yang menuntut dia berbicara kemudian merekamnya dan menjadikan hal itu sebagai sebuah karya yang lahir dari dirinya.
Masih banyak contoh lain yang dapat Guru lakukan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didiknya. Memang hal ini bukanlah hal yang mudah tetapi bukan berarti kita tidak bisa untuk melakukannya, mumpung kita semua dipaksa untuk melakukan sebuah perubahan dan hal itu merupakan salah satu bentuk implementasi merdeka belajar.
Salam Merdeka Belajar.