#fostering

Hybrid Learning pada PAUD dan TK

Beberapa kali penulis mengisi materi webinar mengenai Hybrid Learning, ada pertanyaan serupa yang muncul yaitu "Apakah Hybrid Learning cocok untuk anak-anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Taman Kanak-Kanak (TK), khususnya ketika ada pembatasan pertemuan tatap muka seperti saat ini?". Pada dasarnya hybrid learning dapat dilakukan pada setiap jenjang pendidikan namun tetap disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah termasuk PAUD dan TK. Namun kalau penulis sebenarnya tidak menyarankan hybrid learning diterapkan pada PAUD dan TK, sebaiknya tetap dilakukan dengan tatap muka namun terbatas. Jika melihat jumlah peserta didik di PAUD dan TK juga tidak terlalu banyak, jadi tatap muka dapat dilakukan secara bergilir. Ada beberapa alasan mengapa penulis tidak menyarankan:  Peserta didik di PAUD dan TK merupakan generasi Alpha yang lahir di era teknologi. Konkritnya generasi ini sudah terbiasa memanfaatkan gadget untuk bermain dan belajar dengan intensitas waktu yang panjang. Jadi diharapkan melalui sekolah interaksi dengan gadget dapat dikurangi. Penting sekali menghindari dampak negatif yang berkepanjangan atau dapat dikatakan menghindarkan mereka dari kecanduan gadget sejak dini. Peserta didik PAUD dan TK masih dalam tahap belajar bersosialisasi dan interaksi langsung. Pertemuan tatap muka merupakan hal yang terbaik untuk mengakomodir hal tersebut. Bahkan survei dari beberapa lembaga menyampaikan metode tatap muka masih menjadi metode terbaik untuk mendukung proses pembelajaran yang optimal.  Pembelajaran secara riil sulit dicapai jika dilakukan secara hybrid learning pada tingkat PAUD dan TK sedangkan PAUD dan TK merupakan proses awal pengenalan pembelajaran dan pendidikan terhadap peserta didik. Misal pendidik mengenalkan bentuk persegi panjang maka pendidik harus memastikan bahwa bentuk benda yang diperagakan harus sama antara yang di online dan yang tatap muka dan itu menjadi salah satu tantangan berat karena yang di online belum tentu memiliki benda yang sama seperti yang ada di kelas sehingga akan mengurangi makna dari proses belajar yang dilakukan.  PAUD dan TK adalah tingkat yang perlu mendapatkan perhatian secara khusus karena disinilah awal pendidikan seorang anak dalam mempersiapkan masa depan. Salah satu hal yang perlu dilakukan dalam dunia pendidikan kita adalah mencari metode-metode baru dalam mengembangkan pendidikan di tingkat PAUD dan TK serta perlu mengembangkan pola pendidikan yang sudah mulai hilang seperti mendongeng. Dongeng merupakan salah satu bentuk edukasi yang sangat baik tetapi sudah mulai tergerus atau hilang digantikan dengan hal-hal yang berbau teknologi. Lihat saja, saat ini belum ada pendongeng setenar Pak Raden atau Pak Ogah yang sangat terkenal di era 90an. Anak-anak lebih senang melihat dan mengenal artis-artis negara lain dibandingkan dengan mendengarkan dongeng. Dongeng bukan semata-mata harus dilakukan oleh pendidik saja tetapi juga harus dilakukan oleh para orang tua. Seperti zaman dulu dimana kakek dan nenek sering mendongeng untuk kita disaat mau tidur atau di waktu senggang. Melalui dongeng secara tidak langsung anak-anak mendapatkan edukasi dari cerita disamping itu hubungan antara orang tua dan anak menjadi jauh lebih erat.  Salam Merdeka Belajar. 

Mengintegrasikan Hybrid Learning dengan Flip Classroom

Dokumentasikan Portofolio dengan Google Sites

Proses Pembelajaran Yang Tepat

Perlukah Kompetensi Digital untuk Warga Negara

Saatnya Menjadi Produsen Ilmu

Tetap Semangat Generasi Pengganti Indonesia

Belajar Mandiri

Dilema Sekolah Tatap Muka

1 2 3 4 5 6 12