#sokrates apps

Mengintegrasikan Hybrid Learning dengan Flip Classroom

Hybrid learning menjadi pilihan sebagian besar sekolah dalam melaksanakan pembelajaran tatap muka. Mayoritas sekolah masih bingung mengimplementasikannya serta masih mencari pola baru melaksanakan tatap muka dengan segala keterbatasan yang ada. Hybrid Learning disini dalam pengertian sebagian peserta didik berada di kelas dan sebagian lagi berada di rumah masing-masing yang mengikuti kegiatan secara online dengan menggunakan aplikasi video conference.  Dari pengamatan penulis dan dari diskusi dengan rekan-rekan pendidik, sebagian besar sekolah menerapkan hybrid learning dengan membagi kelasnya menjadi 2 rombongan belajar, misalkan satu kelas yang jumlahnya 30 maka peserta didik dibagi 2, dimana satu rombongan belajar sejumlah 15 peserta didik dalam setiap jam pelajaran dengan durasi maksimal 2 jam setiap tatap muka.  Tentu masing-masing pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan tetapi penulis percaya semangat pendidik dalam melaksanakan tugasnya tidak akan menurun dengan kondisi yang harus dijalani saat ini yaitu mendidik dengan metode dan cara yang berbeda.  Penulis mencoba memberikan sebuah cara dalam mengimplementasikan metode flip classroom pada hybrid learning:  Pendidik dapat menyampaikan kepada peserta didik tentang materi yang akan dipelajari dengan memberikan materi pada Learning Management System (LMS) dalam beberapa format baik teks, gambar, video, audio dan lain-lain dan minta setiap peserta didik untuk membuat 5–10 pertanyaan dari materi yang mereka terima.  Pada saat pertemuan pendidik tinggal menjawab, mempraktekkan, latihan atau mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh peserta didik sehingga pendidik tidak perlu banyak menggunakan metode ceramah di kelasnya yang akan membuat mereka cepat jenuh khususnya pada saat mereka melakukan pertemuan secara online. Minta peserta didik merumuskan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang muncul dan mempresentasikan di dalam kelas sehingga pendidik dapat melakukan evaluasi sejauh mana pemahaman yang didapat oleh peserta didik.  Berikan kuis singkat dalam evaluasi pembelajaran dengan menggunakan gadget sehingga baik yang dirumah maupun yang ada di kelas sama-sama dapat berperan serta dalam kuis yang disiapkan oleh gurunya. Kuis dengan gadget menjadi sebuah pilihan dalam menarik perhatian. Pada bagian penutup, sampaikan materi selanjutnya dan sumber belajar yang perlu mereka pelajari sesuai dengan pola yang diatas. Lakukan variasi dalam penyampaian materi sehingga peserta didik tidak cepat jenuh, misalkan tidak hanya memberikan tugas tetapi juga meminta peserta didik membuat proyek, melakukan diskusi kelompok atau dengan melakukan peer teaching sehingga pola pembelajaran dapat lebih bervariasi dan tidak membuat peserta didik merasa cepat jenuh.   Apa yang penulis sampaikan diatas hanya sebuah contoh dalam mengimplementasikan flip classroom pada hybrid learning dengan harapan pendidik dan peserta didik dapat lebih termotivasi dalam melaksanakan proses pembelajaran yang lebih baik. Salam Merdeka Belajar.

Dokumentasikan Portofolio dengan Google Sites

Proses Pembelajaran Yang Tepat

Perlukah Kompetensi Digital untuk Warga Negara

Saatnya Menjadi Produsen Ilmu

Tetap Semangat Generasi Pengganti Indonesia

Belajar Mandiri

Dilema Sekolah Tatap Muka

Tidak Sekadar Belajar Tapi Juga Berpikir Kritis

1 2 3 4 5 6 12